Sabtu, 19 Maret 2011

// // Tinggalkan Komentar . . .

Ensiklopedi Dzikir


 Ensiklopedi Dzikir      By. M. Fahmi

“ Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (Q.s Al Ahzab : 41 )

Orang yang berdzikir kepada Allah di tengah - tengah orang - orang yang lalai berdzikir kepada-Nya seperti pohon yang hijau yang berada di tengah – tengah tanaman yang kering, dan seperti rumah yang berpenghuni di antara reruntuhan rumah.
Diantara indera – indera lahiriah, tidak ada yang lebih mulia dari pada mata, maka janganlah kamu penuhi semua keinginannya (pandangannya) karena ia akan melalaikan kalian dari dzikir kepada Allah.
Dzikir  adalah membebaskan diri dari sikap lalai dan lupa dengan menghadirkan hati secara terus - menerus bersama Allah yang dengannya seseorang dapat mendekatkan diri kepada-Nya.
Dzikir adalah lembaran kekuasaan, cahaya penghubung, pencapaian kehendak, tanda awal perjalanan yang benar dan bukti akhir prjalanan menuju Allah. Tidak ada sesuatu setelah dzikir. Semua perangai yang terpuji merujuk kepada dzikir dan bersumber darinya.
Dzikir adalah unsur penting dalam perjalanan menuju al Haq. Bahkan, dia adalah pemimpin dalam perjalanan tersebut. Seseorang tidak akan sampai kepada Allah kecuali dia tekun dalam berzikir.
Tidak diragukan lagi bahwa hati dapat berkarat seperti halnya besi dan perak. Dan alat pembersih hati adalah dzikir. Dzikir daapat membrsihkannya, sehingga dia menjadi seperti cermin yang bersih. Apabila seseorang meninggalkan dzikir, maka hatinya akan berkarat. Dan apabila dia berdzikir maka hatinya menjadi bersih.
Berkaratnya hati disebabkan dua perkara, yakni lalai dan dosa.  Dan yang dapat membersihkannya juga dua perkara, yakni istighfar dan dzikir. Barang siapa yang lali dalam kebanyakan waktunya, maka karat di hatinya akan menumpuk sesuai dengan tingkat kelalaiannya.
Apabila hati berkarat, maka segala sesuatu tidak tergambar di dalamnya sesuai dengan faktanya . Dia akan melihat kebatilan dalam bentuk kebenaran, dan melihat kebenaran dalam bentuk kebatilan. Sebab ketika karat hati bertumpuk, hati menjadi gelap, sehingga bentuk - bentuk kebenaran tidak tegambar sebagai mana adanya.
Apabila karat hati bertumpuk maka hati menjadi hitam dan pandangannya menjadi rusak, sehingga dia tidak dapat menerima kebenaran dan tidak dapat mengingkari kebatilan. Inilah siksaan hati yang paling berat. Sumber dari semua itu adalah kelalaian dan mengikuti hawa nafsu. Keduanya menghilangkan cahaya hati dan membutakannya.
Tidak akan terbuka pintu maqam ridla bagi seorang hamba melainkan setelah dia mengerjakan 3 perkara pada fase awal perjalanannya, yaitu:
1.       Dia tenggelam dalam nama tunggal ( Allah ). Dzikir dengan nama tunggal ini hanya khusus bagi orang-orang yang telah mendapat izin dari seorang mursyid kamil.
2.       Dia bergaul dengan orang-orang yang berdzikir.
3.       Dia konsisten dalam mengerjakan amal shaleh, dan bersih dari noda. Dengan kata lain, dia berpegang teguh pada syari’at yang di bawa Nabi Muhammad saw.
Ada tiga macam dzikir: Dzikir dengan lisan yang memiliki sepuluh kebaikan. Dzikir dengan hati yang memiliki tujuh ratus kebaikan, dan dzikir yang pahalanya tidak di timbang dan dihitung , yaitu puncak kecintaan kepada Allah serta perasaan malu karena kedekatan-Nya. ( Ibnu Salim )
Dzikir adalah tiang penopang yang sangat kuat atas jalan menuju Allah swt. Sungguh ia adalah landasan  bagi thariqat itu sendiri. Tidak seorang pun dapat mencapai Allah swt, kecuali dengan terus- menerus dzikir kepada-Nya.
Ada hukuman atas tiap-tiap sesuatu, dan hukuman bagi seorang yang ahli ma’rifat adalah terputus dari dzikir kepada-Nya.
Carilah kemanisan dalam tiga hal: shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an. Kemanisannya hanya dapat ditemukan di sana, atau jika  tidak sama sekali, maka ketahuilah bahwa pintu telah tertutup. ( Abu Sulaiman ad-Dar).

0 komentar:

Posting Komentar