Sabtu, 08 Desember 2012

// // Tinggalkan Komentar . . .

Saat Tuhan Cemburu


Saat Tuhan Cemburu
Hampir setiap senin pagi, saya selalu menyempatkan diri membaca rubrik Manufacturing Hope di jawa pos, yakni sebuah catatan dari Dahlan Iskan, mantan CEO Jawa Pos yang sekarang menjadi menteri BUMN. Kalau sampai siang saya belum ketemu dengan koran jawa pos, maka saya sampai harus browsing Mbah Google, hanya demi untuk bisa membaca rubrik Manufacturing Hope-nya Jawa Pos.
Pertanyaannya, kanapa saya sampai bisa seantusias itu dengan Manufacturing Hope-nya Jawa Pos? Bisa jadi karena sejak awal saya memang sudah kasmaran dengan gaya tulis Dahlan Iskan yang polos, mengalir, dan sederhana. Serta daya ungkapnya yang menyejukkan, menjernihkan, dan penuh motifasi. Sehingga rubrik Manufactoring Hope, bagi saya menjadi semacam oase di tengah padang pasir kehidupan.
Seminggu yang lalu, Safi’ul Karim, kordinator jurnalistik Komunitas KOMA Bahrul Ulum meminta saya untuk ikut menyumbangkan tulisan buat newslater KOMA, yang sudah memasuki edisi kesekian kalinya dan hanya “Merajut Asa” ini yang mampu saya persembahkan. Mungkin tidak akan sehebat Manufacturing Hope-nya Dahlan Iskan, tapi saya tetap berharap semoga “Merajut Asa” ini bisa menjadi bukti cinta saya kepada Komunitas KOMA Bahrul Ulum, yang telah menemaniku belajar tentang banyak hal.
Masih terekam jelas dalam memoriku, kejadian sekitar lima tahun yang lalu, tepatnya dini hari tanggal 14 februari 2007. Saat itu, saya, Alib, Kupang, Maksum, dan beberapa kawan lain yang sedang ngelembur bikin mading dengan bahan dan peralatan tang serba terbatas. Namun, Alhamdulillah menjelang adzan subuh, sebuah mading berukuran 1 x 1,5 meter dengan background gambar hati yang retak, telah mampu kami selesaikan dan hal itu menjadi penanda kelahiran komunitan KOMA Bahrul Ulum..
Dan kini setelah hampir lima tahun berjalan, saya mengamati langkah-langkah komunitas KOMA yang sering kali membuat Tuhan cemburu dan di saat Tuhan cemburu, cubitan-cubitan cinta dari Tuhan, mau tidak mau harus KOMA rasakan. Namun, Alhamdulillah cubitan-cubitan cinta itu tidak lantas membuat KOMA menyerah. Justru cubitan-cubitan itu telah membuat KOMA semakin dewasa.
Apa bukti nyata cubitan-cubitan cinta dari Tuhan untuk KOMA? Semoga masih ada News Letter KOMA e.d.c berikutnya yang akan mengungkapkannya. Ha ha ha … JJJ
Pokok’e, untuk dulur KOMA semua di manapun berada Antum Rijaalul Yaum, Qoodimull Qhod.
Waullaahhu A’lam
Kampung KOMA., 11 Oktober 2012
B.S Alhamd

0 komentar:

Posting Komentar